Sabtu, 04 Oktober 2025

Mendes Luncurkan Buku Rural Ekonomics III


  • Selasa, 15 Oktober 2019 | 20:37
  • | News
 Mendes Luncurkan Buku Rural Ekonomics III Foto: Dok Kemendes PDTT

ARAHDESTINASI.COM: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo meluncurkan buku Rural Ekonomics III: Menguatkan Pilar Ekonomi Desa di Jakarta, baru-baru ini.

Buku berisi buah pemikirannya selama menjadi menteri tersebut mengungkapkan tahapan proses pembangunan desa di Indonesia.

“Persoalan terbesar yang biasa ada di desa adalah kemiskinan. Kemiskinan hanya bisa diatasi dengan menciptakan aktivitas ekonomi di desa. Buku ini adalah sharing (berbagi) bagaimana proses kita menciptakan aktivitas ekonomi di desa,” ujarnya.

Rural Ekonomics III adalah buku seri ke tiga hasil buah pemikiran Menteri Eko. Adapun buku seri pertama berjudul Rural Ekonomics: Menggerakkan Roda Ekonomi Desa, dan buku seri ke dua berjudul Rural Ekonomics II: Meyakini Desa Mau dan Mampu Membangun.

“Buku (seri) yang pertama fokus bagaimana tata kelola sangat penting dalam melakukan pembangunan desa, karena dana desa adalah program baru. Buku yang kedua lebih banyak ke infrastruktur, dan buku ketiga adalah bagaimana tentang pemberdayaan ekonomi di desa, karena infrastruktur sudah banyak,” terangnya.

Menurutnya, banyak hal yang telah dicapai oleh program dana desa. Meski demikian ia juga tidak menampik masih banyaknya hal yang perlu dilakukan untuk pembangunan perdesaan di Indonesia. Ia menyebut pembangunan perdesaan adalah upaya yang tidak mengenal akhir.

“Paling penting adalah bagaimana kita ciptakan aktivitas ekonomi supaya kemiskinan berkurang. Sehingga otomatis permasalahan lain juga akan berkurang,” ujarnya.

Menurut dia, rendahnya aktivitas ekonomi di desa disebabkan masih minimnya infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, hingga internet. Sehingga dana desa yang telah membangun ribuan infrastruktur dasar tersebut diharapkan dapat membantu peningkatan aktivitas ekonomi desa.

“Desa itu miskin karena (produksi) tidak fokus pada produk tertentu dan tidak memenuhi skala ekonomi. Makanya biaya produksinya tinggi ditambah lagi tidak ada jalan, tidak ada infrastruktur. Tapi dengan adanya dana desa, infrastruktur sudah terbangun. Dari tahun 2015 hingga per juli 2019 saja sudah terbangun sepanjang 201.899 kilometer jalan desa. Belum lagi ribuan infrastruktur lainnya,” ungkapnya. (*)

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru