Senin, 06 Oktober 2025

Presiden Minta 3 Program Perlindungan Sektor Pariwisata Segera Dilakukan


  • Kamis, 16 April 2020 | 15:40
  • | News
 Presiden Minta 3 Program Perlindungan Sektor Pariwisata Segera Dilakukan Foto: pinterpolitik.com/twitter @jokowi

ARAHDESTINASI.COM: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung perlunya untuk segera melaksanakan beberapa program perlindungan sektor pariwisata yang terdampak pandemi COVID-19.

"Langkah-langkah mitigasi perlu secepatnya dilakukan. Pertama program perlindungan sosial bagi pekerja sektor pariwisata harus betul-betul  dipastikan ada dan sampai kepada sasaran. Kita tahu dampak yang paling berat dirasakan akibat COVID-19 ini adalah dunia pariwisata, baik hotel, restoran, maupun yang menyangkut barang-barang kerajinan," kata Presiden Joko Widodo.

Perlunya pelaksanaan langkah-langkah mitigasi sektor pariwisata dikatakan di Istana Merdeka, Jakarta, dalam rapat terbatas dengan tema Mitigasi Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui konferensi online yang dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, para menteri kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga lainnya, Kamis (16/4).

Langkah kedua adalah realokasi anggaran yang ada dari Kementerian Pariwisata. "Realokasi ini harus terus diarahkan. Saya belum tahu barangnya apa, tapi semacam program padat karya bagi pekerja-pekerja yang bergerak di bidang pariwisata ini," ujar Presiden.

Langkah ketiga adalah penyiapan stimulus ekonomi bagi pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. "Ini harus betul-betul dilakukan agar mereka bisa bertahan dan tidak melakukan PHK besar-besaran," tekan Jokowi.

Presiden meyakini dampak COVID-19 di sektor pariwisata hanya sampai Desember 2020.

"Tahun depan akan terjadi booming di bidang parwisata. Semua orang ingin keluar, semua orang ingin menikmati kembali keindahan-keindahan yang ada di wilayah yang ada pariwisatanya. Artinya, optimisme pariwisata kembali menjadi sektor favorit yang harus terus diangkat," katanya.

Presiden mengingatkan, jangan sampai terjebak pada pesimisme karena masalah pandemi COVID-19. "Jangan sampai kita terjebak dalam pesimisme, sehingga booming yang muncul setelah COVID-19 tidak bisa kita manfaatkan dengan baik," ujarnya. (*)

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru