Senin, 06 Oktober 2025

Bima Lestarikan Tenun Lokal lewat Festival Lawata


  • Minggu, 07 April 2019 | 12:05
  • | News
 Bima Lestarikan Tenun Lokal lewat Festival Lawata Foto: Dok Biro Komblik Kemenpar

ARAHDESTINASI.COM: Keindahan wastra atau kain tradisional daerah yang ada di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tak jarang setiap daerah juga memiliki berbagai cara agar kain tradisional mereka semakin lestari bahkan terkenal hingga penjuru dunia.

Untuk melestarikan kain tenun, Kota Bima di Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Festival Lawata pada 6-8 April 2019 di ODTW Pantai Lawata Kota Bima, NTB. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendukung upaya Kota Bima untuk melestarikan kain tenun lokal melalui festival yang penyelenggaraannya bertepatan dengan HUT ke-17 Kota Bima.

“Kami mendukung daerah untuk melestarikan dan mempromosikan tenun lokal. Dengan melibatkan desainer ternama Samuel Wattimena untuk memberikan sentuhan idenya agar tenun Bima bisa terpromosikan dengan baik,” ujar Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani di Bima, baru-baru ini.

Festival Lawata dirangkai dengan acara fashion show oleh tim modeling dari Jakarta dan Kota Bima untuk menampilkan bahan tenun asli Indonesia dengan tema Bima Go Nusantara.

“Selain orang-orang terpilih untuk menjadi model dari Kota Bima, ada 2 model dari Jakarta yang juga hadir. Ini bagus, untuk memperkenalkan kain-kain khas Bima,” ujar Ricky.

Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Hendry Noviardi menambahkan, kehadiran timnya dalam rangka ikut berpartisipasi dan merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah pusat untuk mendukung kain tenun Bima agar semakin dikenal.

“Ini salah satu bentuk komitmen pemerintah pusat untuk melestarikan serta mempromosikan kain tenun Bima. Kami berharap agar desainer-desainer muda juga turut serta memajukan kain daerah. Kedua, supaya kain daerah tersebut mendapatkan sentuhan inovasi dan kreasi baru,” ujarnya.

Samuel Wattimena berharap agar melalui acara ini ia bisa menginspirasi para desainer muda untuk menunjukkan potensi mereka dalam melestarikan umur kain tenun yang sudah menjadi warisan budaya. Bukan hanya di Bima, melainkan juga di berbagai daerah lain.

“Saat ini selera pasar, cara pemasaran, dan market yang berkembang pesat pada era desainer sekarang, jauh berbeda dibanding era desainer sebelumnya,” pungkasnya. (*)

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru