Loading
MATARAM, ARAHDESTINASI.COM — Antusiasme penonton MotoGP Mandalika 2025 membawa berkah bagi sektor perhotelan di Kota Mataram. Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram melaporkan, tingkat okupansi hotel selama gelaran MotoGP Indonesia pada 3–5 Oktober 2025 menembus 100 persen, melampaui target semula yang dipatok sebesar 80 persen.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra, mengatakan capaian ini menjadi kabar menggembirakan bagi industri pariwisata lokal. “Kami bersyukur, meskipun Mataram hanya menjadi daerah penyangga, namun okupansi hotel tetap mencapai 100 persen,” ujarnya usai menerima laporan dari Asosiasi Hotel Mataram (AHM), Senin (6/10/2025).
Lonjakan Pengunjung di Malam Sebelum Balapan
Baca juga:
Dampak Ekonomi MotoGP Mandalika 2025 Capai Rp4,8 Triliun, Wamenpar: Multiplier Effect Luar BiasaKetua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) I Made Adiyasa Kurniawan menambahkan, tingkat keterisian hotel tertinggi terjadi pada malam Minggu (4 Oktober 2025), tepat sebelum balapan utama MotoGP.
“Pada malam itu, hampir semua hotel besar di Mataram penuh,” ungkapnya.
Hotel bintang tiga dan empat bahkan mengalami kekurangan kamar karena permintaan yang tinggi. Sementara hotel bintang satu dan dua juga mencatat okupansi di atas 90 persen. “Setiap hotel tetap harus menyiapkan kamar cadangan untuk antisipasi jika ada kamar rusak atau bermasalah,” tambahnya.
Lebih Stabil Dibanding MotoGP 2024
Capaian tahun ini disebut mengulang kesuksesan MotoGP 2024, namun dengan tren pemesanan yang berbeda. Tahun lalu, kamar hotel sudah penuh tiga minggu sebelum acara dimulai, sedangkan pada 2025 ini peningkatan terjadi secara bertahap:
Meski okupansi sama-sama penuh, harga kamar tahun ini lebih stabil dan tidak melonjak signifikan seperti tahun sebelumnya.
Harga Kamar Lebih Wajar, Wisatawan Diuntungkan
Pada MotoGP 2024, pengelola hotel sempat menaikkan tarif sesuai Peraturan Gubernur NTB No. 9 Tahun 2022, yang memperbolehkan kenaikan hingga tiga kali lipat untuk hotel di zona satu (area Mandalika) dan dua kali lipat untuk zona dua (Mataram dan Senggigi).
“Tahun ini tidak ada lonjakan harga seperti itu. Banyak tamu yang datang langsung ke hotel tanpa melalui agen, sehingga harga kamar tetap normal,” jelas Adiyasa dikutip Antara.
Kondisi ini dianggap positif karena wisatawan mendapatkan harga yang lebih bersahabat, sementara tingkat hunian hotel tetap maksimal.
Dengan capaian ini, sektor perhotelan Mataram menunjukkan ketahanan dan potensi besar dalam mendukung pariwisata Nusa Tenggara Barat setiap kali event internasional seperti MotoGP Mandalika digelar.