-
-
-
Loading
Loading
Foto: teropongsenayan.com
ARAHDESTINASI.COM: Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat laporan 1.266 hotel yang terpaksa tutup sementara akibat pandemi Covid-19.
“Di lapangan jumlahnya bisa lebih besar lagi. Data yang sekarang ini baru berdasarkan laporan ke PHRI,” ujar Ketua PHRI Hariyadi Sukamdani yang hadir dalam jumpa pers diskusi secara online yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Selasa (7/4)
Dalam hal kemampuan keuangan, Hariyadi membagi kondisi usaha hotel dan restoran dalam tiga kelompok, yakni masih mampu menggaji, mampu sebagian, dan tidak mampu. “Dengan kondisi seperti ini, tentunya akan berpengaruh langsung pada kelangsungan ekonomi tenaga kerja terkait,” terangnya.
Sampai saat ini menurut Hariyadi belum ada laporan pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, banyak yang sudah melakukan pemotongan gaji dan cuti tanpa digaji. “Dalam kondisi seperti sekarang, melakukan tindakan PHK bagi pengusaha juga tidak mudah, karena ada konsekuensi untuk memberikan uang PHK,” katanya.
Untuk mengatasi persoalan ketenagakerjaan yang muncul akibat wabah Covid-19, PHRI mengusulkan kepada pemerintah beberapa solusi, di antaranya membebaskan iuran BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan selama satu tahun ke depan dan mengalihkan anggaran pelatihan untuk karyawan pada program kartu prakerja dalam bentuk tunai.
“Saya rasa pelatihan bisa ditunda. Akan lebih bermanfaat jika digantikan dengan uang tunai dan diberikan langsung pada karyawan. Nilai yang sudah dianggarkan sebesar Rp1 juta perorang,” terangnya.
Selain itu, PHRI juga mengusulkan pencairan tabungan tunjangan hari tua agar dapat dimanfaatkan menunjang ekonomi karyawan. (*)
