Loading
JAKARTA, ARAHDESTINASI.COM - Gubernur Bali Wayan Koster menjawab isu pemutusan hubungan kerja (PHK) yang ramai dibicarakan publik dengan membeberkan beberapa data.
Dalam pernyataannya saat penutupan Bulan Bung Karno di Denpasar, Minggu malam, Koster membantah bahwa PHK terjadi di sektor pariwisata. Ia menegaskan bahwa industri wisata Bali tetap berjalan baik dengan tingkat hunian hotel yang tinggi.
“Hotel sekarang penuh, The Meru Sanur 96 persen, Nusa Dua di atas 90 persen, Kuta 80 persen, bahkan Buleleng 70 persen. PHK memang ada, tapi bukan dari usaha pariwisata,” ujar Koster.
Ia mengungkapkan bahwa sektor pariwisata Bali masih menjadi motor penggerak utama ekonomi daerah. Sepanjang Januari hingga Desember 2024, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 6,4 juta orang, sementara wisatawan domestik mencapai 9,5 juta orang.
Perekonomian Bali tumbuh sebesar 5,48 persen, tingkat pengangguran berada di angka 1,79 persen, dan kemiskinan turun ke 3,8 persen.
Hingga pertengahan 2025, data kunjungan wisatawan mancanegara bahkan menunjukkan peningkatan sekitar 10 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Koster menyebut lonjakan ini terlihat jelas saat musim liburan sekolah di bulan Juni, yang menyebabkan penerbangan ke Bali padat.
Satu-satunya PHK yang ia akui terjadi di pabrik minuman bersoda di Kabupaten Badung, yang menurutnya disebabkan oleh penurunan minat pasar terhadap produk tersebut, bukan karena melemahnya sektor pariwisata.
Gubernur juga membantah isu banyaknya wisatawan yang menyeberang ke Lombok dari Bali sebagai tanda pariwisata lesu. Menurutnya, jumlah 30 ribu penyeberang per hari adalah hal yang normal untuk jalur laut cepat di Padang Bai.
Fokus utama Pemprov Bali saat ini, terang Koster, adalah penertiban wisatawan nakal, bukan isu pariwisata yang dianggap lesu.
Ia menyoroti praktik ilegal seperti pembangunan vila atau rumah yang disewakan tanpa membayar pajak hotel dan restoran, yang merugikan pendapatan daerah. Penanganan ini, kata Koster, akan dilakukan secara bertahap dan tidak bisa diselesaikan secara instan.
Ia menambahkan bahwa pembentukan tim khusus sudah dilakukan untuk menyelesaikan berbagai persoalan pendukung pariwisata, termasuk pelanggaran lalu lintas oleh wisatawan asing.
“Ada yang bilang pariwisata Bali berlebihan, padahal belum. Hunian hotel belum sampai 100 persen. Yang meningkat justru jumlah wisatawan nakal. Tapi ini tidak bisa diselesaikan dalam satu hari,” ujar Koster dikutip Antara.