Minggu, 05 Oktober 2025

Pariwisata Trenggalek Bersiap Hadapi New Normal


  • Sabtu, 09 Mei 2020 | 16:53
  • | News
 Pariwisata Trenggalek Bersiap Hadapi New Normal Foto: jatimpos.id

ARAHDESTINASI.COM: Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin sepakat dengan istilah new normal. Itu sebabnya, Trenggalek terus berusaha mempersiapkan pelaku pariwisata agar bisa menghadapi tantangan yang berbeda.

“Di era ini, semua orang harus punya keahlian baru. Selain itu warung-warung tidak boleh sama lagi. Orang sekarang sudah mulai ngomong masalah kebersihan, berarti semua restoran kita, warung-warung UMKM di sekitar kawasan wisata harus diajarkan soal kebersihan, karena nanti wisatawan yang akan datang tidak akan lagi sama seperti sebelumnya, tetapi memikirkan hal-hal tersebut," ujarnya di Trenggalek seperti dikutip Antara.

Ia menjelaskan setelah semua serba dari rumah, maka yang dipikirkan setiap orang berikutya adalah kapan jalan-jalan.

Akan tetapi, kata dia, dengan kondisi finansial yang tidak sama, tentu daya beli akan menurun akibat pandemi, terutama kelas menengah ke bawah.

"Untuk itu, perlu ada titik temu antara pengusaha hotel dengan homestay. Bagaimana caranya supaya mereka bisa bekerjasama sehingga dapat menawarkan harga yang terjangkau bagi wisatawan," katanya.

Pemkab Trenggalek juga tengah mempersiapkan strategi daerah untuk menarik kembali kunjungan wisatawan, salah satunya membuat spoiler tentang destinasi wisata di daerah itu.

"Setelah COVID-19 ini katakanlah bisa dikendalikan atau selesai sama sekali, maka yang akan dilakukan orang pertama kali pasti leisure. Pasti jalan-jalan, bagaimana berlibur, berwisata, termasuk juga nanti mensinkronkan antara platform pariwisata dengan platform UMKM kemudian dengan event dan sebagainya," ucap Nur Arifin.

Strategi UmumSelain berbicara tentang pariwisata, Bupati Trenggalek juga memaparkan serangkaian program dan kebijakan yang ditempuh dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19 selama dua bulan terakhir.

"Ya kami mempersiapkan jauh-jauh hari sebelum adanya peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan lain sebagainya. Kami menerjemahkan instruksi Presiden. Ada dua hal, pertama mengurangi risiko penyebaran penyakit kemudian yang kedua bagaimana mengatasi dampak sosial ekonomi dan juga keamanan," katanya.

Ia menjelaskan jauh sebelum diterapkan PSBB di kota-kota besar, Kabupaten Trenggalek telah melakukan langkah-langkah antisipasi, mulai dari pembatasan jalur masuk dengan hanya menerapkan tiga akses melalui di pos-pos pemeriksaan/pemantauan, melakukan penyaringan screening dan pendataan setiap pendatang, hingga memberdayakan usaha rintisan lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ketika diterapkan pembatasan jarak.

“Begitu ada yang status Orang Dalam Pemantauan (ODP), kami berikan top up melalui ojek daring lokal, aplikasi startup (usaha rintisan) anak-anak lokal, sehingga masyarakat yang melakukan isolasi mandiri bisa membeli kebutuhan pokok tanpa harus keluar rumah, sehingga risiko penyebaran penyakit bisa kita tanggulangi.” (*)

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru