Rabu, 16 Juli 2025

Trenggalek Kembangkan Kawasan Konservasi Laut untuk Wisata Selam Berkelanjutan


 Trenggalek Kembangkan Kawasan Konservasi Laut untuk Wisata Selam Berkelanjutan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menenggelamkan Bioreeftek Donasi dari Gubernur Khofifah di Teluk Prigi, Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. (Foto: Surya Travel-tribunnews.com)

TRENGGALEK, ARAHDESTINASI.COM — Pemerintah Kabupaten Trenggalek terus mendorong pelestarian laut sekaligus mengembangkan potensi wisata bahari, khususnya di kawasan Pantai Mutiara, Teluk Prigi. Salah satu upayanya adalah memperluas kawasan konservasi laut sebagai langkah awal menjadikan wilayah ini sebagai destinasi wisata selam unggulan di pesisir selatan Jawa Timur.

Langkah strategis ini kembali ditegaskan dalam penyelenggaraan Mutiara Underwater Festival and Conservation (MUF-ON) yang digelar Selasa (24/6/2025) di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo. Festival yang sudah memasuki tahun ketiga ini tak hanya sekadar event, tetapi bagian dari rencana jangka panjang menuju Trenggalek Net Zero Carbon 2045 sebagaimana tertuang dalam RPJPD 2025–2045.

200 Bioreeftek Ditanam, Ekosistem Laut Mulai Pulih

Sekretaris Daerah Trenggalek, Edy Soepriyanto, menjelaskan bahwa kegiatan utama MUF-ON adalah penanaman terumbu karang menggunakan teknologi bioreeftek—struktur terumbu buatan dari batok kelapa yang ditenggelamkan untuk menjadi habitat ikan dan membantu pemulihan ekosistem dasar laut.

“Tahun ini kita tanam 200 unit bioreeftek. Harapannya bisa jadi rumah bagi ikan-ikan sekaligus memperbaiki terumbu karang yang rusak,” ujarnya.

Edy menyebutkan, hasil evaluasi rutin menunjukkan tanda-tanda positif. Populasi ikan mulai meningkat, dan biota laut yang sebelumnya menghilang perlahan kembali.

Lebih dari 1.000 Struktur Terumbu Buatan Sudah Ditanam

Kepala Dinas Perikanan Trenggalek, Cusi Kurniawati, menambahkan bahwa sejak 2023, sudah lebih dari 1.000 unit struktur karang buatan ditanam di area ini. Metodenya pun bervariasi, mulai dari meja karang, spider reef, hingga bioreeftek.

“Ekosistem bawah laut mengalami perkembangan positif. Saat ini sudah ada sekitar tiga hektare taman bawah laut yang akan terus kita kembangkan,” kata Cusi.

Ia juga menegaskan bahwa kawasan ini memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata selam. Pemerintah daerah tengah menyiapkan Mutiara Diving Center sebagai pusat kegiatan wisata bawah laut di pesisir selatan Jawa Timur.

“Pantai Mutiara sudah sangat layak untuk dikembangkan sebagai spot diving. Ini bisa jadi daya tarik baru sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem laut,” ujarnya.

Edukasi Generasi Muda Lewat Program TUNAS BIRU

MUF-ON tahun ini juga dirangkai dengan kegiatan edukasi lingkungan bertajuk TUNAS BIRU, yang melibatkan 30 pelajar dari enam SMA/SMK di Trenggalek. Para peserta mendapatkan pelatihan tentang konservasi laut, penanganan mamalia laut yang terdampar, hingga aksi nyata seperti penanaman pohon cemara laut dan transplantasi terumbu karang.

Program ini merupakan hasil kerja sama antara Yayasan Blue SEED Indonesia, Dinas Perikanan Trenggalek, dan BPSPL Denpasar, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Langkah Nyata Membangun Ekonomi Biru dan Hijau

Melalui festival dan program konservasi ini, Trenggalek menunjukkan komitmen serius terhadap pembangunan berkelanjutan berbasis laut. Selain menjaga kelestarian lingkungan, program ini juga membuka peluang besar untuk pertumbuhan sektor wisata bahari, perikanan berkelanjutan, dan pemberdayaan masyarakat pesisir.

Dengan pendekatan kolaboratif dan fokus jangka panjang, kawasan Pantai Mutiara berpotensi besar menjadi ikon wisata bawah laut sekaligus contoh sukses pembangunan ramah lingkungan di Indonesia.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Indonesia Terbaru