Loading
ARAHDESTINASI.COM: Kalau datang ke Luang Prabang, Laos, jangan lupa mampir ke Mount Phausi. Bukit itu menawarkan pemandangan luar biasa yang bisa menghapus lelah setelah bersusah payah menaiki ratusan tangga menuju puncak bukit.
Apa sih yang bisa dilihat di Mount Phausi? Bukit itu menawarkan pemandangan kota Luang Prabang dari ketinggian. Sangat indah saat melihat atap dan lahan hijau kota tua yang masuk dalam UNESCO World Heritage, termasuk aliran Sunga Mekong yang membelah kota. Belum lagi sisi-sisi lain bukit yang memberi pemandangan berbeda dan kerap jadi objek foto wisatawan.
Di atas bukit juga terdapat kuil kecil dengan stupa emas bernama That Chomsi yang dibangun pada 1804 oleh Raja Laos Anourat. Sepanjang perjalanan naik ke atas bukit, terkadang kita bisa berjumpa dengan bhiksu-bhiksu yang sedang melakukan kegiatan sehari-hari. Ada juga penjual burung untuk dilepaskan dari atas bukit.
Bagaimana cara ke Mount Phausi? Mount Phausi mudah dicapai karena lokasinya ada di tengah kota Luang Prabang. Jika menginap di sekitar pusat kota tua di kawasan tersebut, Mount Phausi bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Jika agak jauh bisa memanfaatkan angkutan umum tuk-tuk. Harganya tergantung negosiasi, karena itu sebaiknya bertanya dahulu ke petugas di tempat penginapan.
Secara umum ada dua kases menuju puncak Mount Phausi. Pertama dari depan Royal Palace di Jalan Sisavangvong yang juga menjadi lokasi night market, kedua dekat Sungai Nam Khan. Jalur pertama ada sekitar 328 anak tangga, jalur kedua lebih dari 350 anak tangga. Bisa juga mengkombinasikan dua jalur itu, berangkat lewat jalur kedua, pulang lewat jalur dekat istana. Jadi begitu turun Mount Phausi setelah melihat keindahan matahari terbenam, kegiatan bisa dilanjutkan ke pasar malam dan menikmati makan malam yang banyak bertebaran di lokasi itu.
Jam operasional Mount Phausi dimulai pukul 06.00. Saat yang paling tepat adalah datang sore hari untuk melihat pemandangan sekaligus indahnya matahari tenggelam di atas Sungai Mekong. Sebaiknya datang pukul 16.00 supaya mendapat posisi strategis untuk memotret dan menikmati pemandangan. Semakin sore biasanya semakin ramai, dan tempat strategis sudah penuh wisatawan. Untuk bisa ke puncak bukit dikenai retribusi 20.000 kip atau sekitar Rp35 ribu. (*)