Rabu, 16 Juli 2025

Eksotika Bromo 2025: Harmoni Budaya dan Alam di Jantung Probolinggo


 Eksotika Bromo 2025: Harmoni Budaya dan Alam di Jantung Probolinggo Sejumlah penari menampilkan tari Reog Ponorogo saat pembukaan Eksotika Bromo di Amphitheater Jembatan Kaca Seruni Point Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (20/6/2025). (ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/YU)

PROBOLINGGO, ARAHDESTINASI.COM - Festival budaya Eksotika Bromo 2025 kembali hadir memukau di lautan pasir Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, pada 20–22 Juni 2025. Lebih dari sekadar pertunjukan seni, event ini menjadi ruang pertemuan lintas budaya yang menyatukan nilai-nilai tradisi, spiritualitas, dan kepedulian lingkungan.

Diselenggarakan oleh komunitas JatiSwara bersama Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), festival ini dirancang sebagai pengalaman yang menyentuh nurani. Setiap pengunjung yang hadir diajak membawa satu bibit pohon—sebuah simbol partisipasi aktif dalam menjaga ekosistem kawasan pegunungan Bromo.

Menyatukan Suara Nusantara di Tanah Tengger

Suasana magis pegunungan menjadi panggung alami bagi pertunjukan gamelan, campursari, hingga aneka perkusi tradisional dari berbagai penjuru Indonesia. Tahun ini, Festival Perkusi Jawa Timuran menjadi salah satu sajian utama, menampilkan irama khas seperti musik Tong Tong dari Madura serta perkusi adat Tengger yang sarat nuansa spiritual.

Ketua penyelenggara Afifa Prasetya menuturkan bahwa tema “Ruwat Rawat Segoro Gunung” diangkat sebagai ajakan untuk merenungkan pentingnya keseimbangan antara manusia, alam, dan budaya.

“Harmoni bunyi yang mengalun di lanskap megah Bromo bukan sekadar pertunjukan, tapi simbol kuat persatuan budaya dalam semangat kebersamaan,” jelas Afifa.

Sendratari Kidung Tengger: Legenda Hidup di Tengah Gunung

Salah satu momentum paling ditunggu adalah pertunjukan kolosal Kidung Tengger, sebuah sendratari megah yang mengisahkan legenda Joko Seger dan Roro Anteng—tokoh sakral dalam budaya masyarakat Tengger. Penampilan ini menjadi bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur, dikemas dalam estetika pertunjukan modern namun tetap berakar pada tradisi.

Aktris ibu kota Olivia Zalianti turut memeriahkan malam puncak dengan pembacaan puisi Kidung Tengger, memberi sentuhan emosional yang kuat pada kisah yang sudah mengakar dalam masyarakat lokal.

Menjadi Magnet Wisata Budaya dan Alam

Bupati Probolinggo, Mohammad Haris, menyambut baik penyelenggaraan Eksotika Bromo tahun ini. Ia berharap festival ini tidak hanya memperkuat identitas budaya masyarakat Tengger, tetapi juga memperpanjang masa tinggal wisatawan.

“Ketika wisatawan mengenal budaya, mereka tak hanya datang untuk melihat pemandangan, tapi juga tinggal lebih lama, berinteraksi, dan belajar,” ungkapnya dikutip dari Antara.

Eksotika Bromo 2025 berhasil membuktikan bahwa pelestarian budaya dan alam bisa berjalan beriringan. Festival ini menjadi model ideal pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berakar kuat pada kearifan lokal.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Indonesia Terbaru