Sabtu, 04 Oktober 2025

Ini Upaya Kemendes PDTT Tingkatkan Sistem Logistik Daerah Tertinggal


  • Senin, 24 September 2018 | 00:03
  • | News
 Ini Upaya Kemendes PDTT Tingkatkan Sistem Logistik Daerah Tertinggal Foto: Dok Kemendes PDTT

ARAHDESTINASI.COM: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan PT Pos Indonesia bekerja sama untuk meningkatkan sistem logistik hasil produksi di daerah tertinggal. Kerjasama tersebut diharapkan mampu menjembatani minimnya aksesibilitas dan transportasi yang selama ini menghambat distribusi hasil produksi daerah tertinggal.

“Dalam skema kerja sama yang terbangun, PT Pos Indonesia diharapkan dapat membantu menyediakan box untuk mengangkut hasil produksi di daerah tertinggal, misalnya mengangkut hasil panen petani mangga. Sedangkan dari sisi petani, untuk memperlancar proses distribusi, mereka akan diajarkan cara mensortir buah-buahan dengan kualitas terbaik. Setelah itu, petani tinggal memasukkan mangga ke dalam box yang sudah disediakan,” papar Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kemendes PDTT Samsul Widodo, baru-baru ini.

PT Pos Indonesia nantinya akan mengangkut hasil produksi dan mengirimkankan ke konsumen di seluruh Indonesia. Tidak hanya buah-buahan, tetapi juga akan diterapkan pada komoditas lain, seperti sayur mayur, ikan segar, bahkan ikan hias, mengingat potensi produk unggulan di daerah tertinggal sangat beragam.

“Pilot project kerja sama dengan PT Pos Indonesia ada di 4 titik, yakni Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Berau dan Sorong. Khusus Kabupaten Berau dan Sorong komoditas yang dipilih adalah ikan segar mengingat besarnya potensi ikan segar yang dimiliki kedua kabupaten tersebut,” lanjutnya.

Selain aksesibilitas dan transportasi, Samsul menilai permasalahan lain yang berkaitan dengan produksi komoditas unggulan tidak hanya daerah tertinggal tapi hampir terjadi di seluruh daerah di Indonesia adalah ketersediaan lahan perkebunan yang masih minim. Rata-rata, daerah tidak memiliki banyak perkebunan mangga, alpukat, pisang, manggis, dan lain-lain. Namun pohon buah-buahan tersebut dapat tumbuh subur di pekarangan-pekarangan rumah penduduk dengan jumlah yang tidak sedikit.

“Artinya ke depan akan dikembangkan teknologi untuk melakukan pendataan pohon-pohon tersebut, sehingga hasil panennya dapat dikonsolidasi bahkan dapat diprediksi waktu panen. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk mendapat kepastian produksi,” terang Samsul. (*)

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru