-
-
-
Loading
Loading
Foto: Stela Di from Pixabay
ARAHDESTINASI.COM: Akibat pandemi COVID-19, Garuda Indonesia mengalami penurunan jumlah penumpang hampir 90 persen dan terpaksa meng-grounded sekitar 70% armada.
“Garuda bukan perusahaan unik, dalam arti kondisi kita sama dengan maskapai-maskapai penerbangan lain. Manajemen berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisasi dampak, salah satunya dengan memperoleh revenue tambahan. Belum lama ini kita meluncurkan KirimAja, pengiriman barang berbasis digital,” papar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam jumpa pers virtual, baru-baru ini.
Manajemen Garuda, terangnya, sebisa mungkin menghindari pemutusan hubungan kerja. “Itu langkah terakhir, jika sangat terpaksa kita lakukan. Beberapa waktu lalu kita melakukan percepatan penyelesaian kontrak dengan beberapa pilot dan co-pilot, bukan pemutusan hubungan kerja. Penyelesaian kontrak mereka kita percepat dengan tetap memenuhi hak dan kewajiban.”
Irfan menambahkan, ada sekitar 135 pilot dan co-pilot dari 1.400 an orang yang terkena kebijakan percepatan kontrak. “Penting saya sampaikan bahwa Garuda Indonesia sampai saat ini masih survive,” katanya.
Agar tetap survive, papar Irfan, manajemen Garuda Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi dampak pandemi. Berikut rangkuman beberapa langkah yang sudah diambil:
1. Meng-grounded sekitar 70% pesawat.2. Melakukan negoisasi sewa pesawat dan kewajiban perusahaan yang jatuh tempo.3. Mengajukan proposal pada pemegang Sukuk untuk minta perpanjangan jatuh tempo hingga tiga tahun.4. Sejak Bulan April melakukan pemotongan gaji seluruh jajaran direksi, komisaris, eksekutif, dan staf.5. Mempercepat penyelesaian masa kontrak karyawan dengan tetap memenuhi hak dan kewajiban.6. Konsentrasi di sewa pesawat dan cargo, di antaranya meluncurkan KirimAja, pengiriman barang berbasis digital untuk meningkatkan revenue (*)
