Sabtu, 04 Oktober 2025

Fenomena Embun Upas Kembali Muncul, Suhu Dieng Turun hingga Minus 2 Derajat Celcius


  • Sabtu, 19 Juli 2025 | 10:00
  • | News
 Fenomena Embun Upas Kembali Muncul, Suhu Dieng Turun hingga Minus 2 Derajat Celcius Suhu di Dieng mencapai minus 2 derajar celcius. (Kompas.com/Dok. Dinas Pariwisata Banjarnegara)

DIENG, ARAHDESTINASI.COM – Fenomena embun beku atau embun upas kembali muncul di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Berdasarkan data dari BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara, suhu minimum di area Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, tercatat mencapai minus 2 derajat Celcius pada Sabtu pagi, 19 Juli 2025.

Kondisi suhu ekstrem ini memicu terbentuknya lapisan embun yang membeku di permukaan rumput, menciptakan pemandangan unik khas musim kemarau di wilayah dataran tinggi tersebut.

“Suhu permukaan turun hingga minus 2 derajat Celcius, sementara suhu udara di kawasan Dieng berkisar antara 2 hingga 6 derajat Celcius,” ujar Hery Susanto Wibowo, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara.

Embun Upas Sudah Muncul Sejak Awal Juli 2025

Sepanjang Juli 2025, embun upas telah tercatat terjadi sebanyak tiga kali, yakni pada 10, 11, dan 18 Juli. Dua kejadian pertama mencapai suhu 0 derajat Celcius, sedangkan fenomena terakhir menyentuh suhu terendah minus 2 derajat.

Meski belum memiliki dokumentasi historis yang lengkap, BMKG mengungkapkan bahwa suhu minimum di kawasan Dieng saat musim kemarau bisa berkisar antara minus 2 hingga minus 4 derajat Celcius. Hal ini mengacu pada pengamatan umum serta data terbatas yang diperoleh sejak peralatan pemantauan suhu dioperasikan langsung oleh BMKG Banjarnegara mulai 2025.

Potensi Suhu Ekstrem Masih Bisa Terjadi

BMKG memprediksi bahwa puncak musim kemarau di Dieng akan berlangsung pada bulan Juli hingga Agustus 2025, sehingga peluang terjadinya suhu ekstrem dan embun upas masih terbuka. Mengingat Indonesia beriklim tropis, penurunan suhu hingga di bawah nol derajat Celcius menjadi fenomena yang cukup langka.

“Suhu siang hari biasanya berkisar antara 20 hingga 30 derajat Celcius. Penurunan suhu ekstrem seperti ini bisa berdampak pada pertanian dan kesehatan warga,” jelas Hery.

Imbauan untuk Petani dan Wisatawan Dieng

Masyarakat Dieng, khususnya petani dan pelaku pariwisata, diimbau untuk lebih waspada terhadap dampak cuaca dingin ekstrem ini. Tanaman seperti kentang yang sensitif terhadap suhu rendah perlu mendapat perlindungan ekstra. Sementara wisatawan yang ingin menyaksikan embun beku disarankan membawa pakaian hangat.

Sementara itu, Sri Utami, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dieng dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara, menambahkan bahwa embun upas pada 19 Juli terlihat cukup tebal di area lapangan dekat Candi Setyaki, dan juga tampak tipis di kawasan Candi Arjuna.

“Karena bertepatan dengan akhir pekan, fenomena ini menarik banyak wisatawan yang datang sejak pagi. Untuk bisa menyaksikan embun upas secara langsung, sebaiknya sudah berada di lokasi sekitar pukul 05.30 WIB,” ujar Utami dikutip Antara.

Ia juga mengingatkan para wisatawan untuk menyiapkan jaket tebal, penutup kepala, sarung tangan, serta mengonsumsi makanan dan minuman hangat agar tetap nyaman menikmati keindahan alam Dieng di suhu yang menusuk tulang.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru