Loading
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) resmi menutup sementara jalur pendakian dari Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak mulai 16 Juli 2025.
Penutupan ini dilakukan demi meningkatkan keselamatan pengunjung serta perbaikan fasilitas wisata dan pengelolaan kawasan konservasi.
Kepala Balai TNGR, Yarman, mengatakan keputusan tersebut diambil setelah dua insiden kecelakaan dialami oleh wisatawan asing dalam dua hari berturut-turut.
“Pemesanan tiket melalui aplikasi e-Rinjani dan seluruh aktivitas pendakian menuju dan dari jalur Pelawangan Sembalun ke Danau Segara Anak ditutup sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan,” ujar Yarman dalam keterangannya di Mataram, Jumat (18/7).
Bagi calon pendaki yang sudah memiliki tiket, Yarman mengatakan tetap bisa melakukan pendakian lewat jalur alternatif.
Baca juga:
Tragedi Wisatawan Brasil di Gunung Rinjani: Kemenparekraf Perketat Aturan Pendakian Ekstrem"Pengunjung yang telah memiliki tiket masuk dapat melakukan kegiatan pendakian sesuai dengan waktu yang tertera pada tiket," kata Yarman.
Jalur alternatif yang masih dapat diakses oleh wisatawan adalah melalui Senaru - Pelawangan Senaru - Danau Segara Anak - Torean; dan Sembalun - Pelawangan Sembalun - Puncak Gunung Rinjani.
Lebih jauh Yarman menjelaskan bahwa jalur yang ditutup merupakan lokasi rawan yang sebelumnya menjadi titik kecelakaan fatal.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, pada 16 dan 17 Juli 2025, dua wisatawan asing mengalami kecelakaan saat melakukan aktivitas pendakian melalui jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak di Gunung Rinjani.
Turis pria berkebangsaan Swiss bernama Beneditk Emmenegger mengalami kecelakaan pada 16 Juli 2025. Lokasi kejadian diperkirakan sekitar 25 menit sebelum Jembatan Besi menuju Danau Segara Anak.
Kemudian, sehari setelahnya pada 17 Juli 2025, turis perempuan asal Belanda bernama Sarah Tamar van Hulten juga terjatuh saat mendaki di Gunung Rinjani. Dia terjatuh pada jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak.
Operasi pencarian dan penyelamatan kedua turis asing itu melibatkan berbagai unsur mulai dari Kantor SAR Mataram, Kantor SAR Bali, Balai TNGR, rumah sakit, relawan, hingga pemandu wisata.