Senin, 06 Oktober 2025

Kota Tua Ampenan Mulai Direvitalisasi


  • Minggu, 24 Februari 2019 | 00:20
  • | News
 Kota Tua Ampenan Mulai Direvitalisasi Foto: travelingyuk.com

ARAHDESTINASI.COM: Kota tua Ampenan menyisakan bangunan-bangunan tua bergaya art deco yang masih berdiri tegak dan menjadi saksi bisu hiruk-pikuk aktivitas perekonomian pelabuhan puluhan tahun silam.

Menurut catatan sejarah, Kota tua Ampenan dibangun sejak tahun 1924 oleh Belanda untuk mengimbangi kerajaan-kerajaan yang ada di Pulau Bali. Kota tua Ampenan yang kini masuk wilayah Kota Mataram, Lombok itu merupakan satu dari 16 kota tua yang masuk data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai kota pusaka dengan klaster B.

Puluhan tahun silam, Kota Kota Tua Ampenan menjadi salah satu pusat perekonomian di Pulau Lombok. Ampenan kala itu menjadi pusat perdagangan dan salah satu pelabuhan ekspor ternak yang cukup sibuk. Namun, setelah pelabuhan laut ini dipindahkan ke Lembar, Kabupaten Lombok Barat karena alasan keamanan, kota itu kehilangan kesibukan. Bangunan-bangunan tua dengan tembok dan cat yang sudah mengelupas, berdiri sunyi.

Untungnya, Pemerintah Kota Mataram akan mulai merevitalisasi Pantai Ampenan yang menjadi salah satu bagian dari sejarah kawasan Kota Tua Ampenan.

Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana, mengatakan tim revitalisasi Pantai Ampenan sudah mulai bekerja, sesuai dengan desain perencanaan yang ada dan tahun ini ditargetkan kegiatan revitalisasi bisa tuntas.

Untuk melakukan revitalisasi, katanya seperti dikutip Antara, tahun ini mendapatkan dukungan dana dari Pemerintah Provinsi NTB sebesar Rp2,8 miliar khusus untuk penataan kawasan pantai (penataan zona pedagang kaki lima (PKL) dan ruang publik di bekas Pelabuhan Ampenan).

Zona PKL yang ada saat ini akan kita perluas agar semua PKL bisa terakomodasi dan tidak ada lagi yang berjualan di luar zona. Kebijakan tersebut telah disosialisasikan kepada para PKL, dan mereka juga diingatkan agar tidak ada tambahan pedagang lagi. Apalagi, berjualan di luar lapak yang disediakan.

Menurut Mohan, revisi penataan kawasan Pantai Ampenan dilakukan karena populasi kunjungan masyarakat ke Pantai Ampenan yang cukup tinggi sementara kondisi pedagang cukup padat.

Dengan dilakukan revitalisasi itu diharapkan bisa memberikan kenyamaan bagi para pedagang, terutama pengunjung agar bisa menikmati keindahan dan keunikan objek wisata Kota Tua Ampenan.

Mengenai revitalisasi Kota Tua Ampenan secara menyeluruh di luar Pantai Ampenan akan dilakukan menggunakan dana dari Bank Dunia sebesar Rp8 miliar.

Kegiatan revitalisasi dengan dana yang bersumber dari Bank Dunia juga sudah mulai berjalan, namun kegiatan difokuskan untuk penataan Kota Tua Ampenan termasuk bangunan-bangunan bersejarah yang rusak akibat gempa bumi.

Menurut Mohan, untuk perbaikan bangunan bersejarah di Kota Tua Ampenan sudah ada catatan dan acuan dari Jaringan Kota Tua Indonesia tentang bagaimana dan seperti apa bangunan tersebut harus dikembalikan.

Untuk melaksanakan kegiatan penataan kawasan Kota Tua Ampenan tersebut, Pemerintah Kota Mataram sudah tidak ada masalah dengan para pemilik rumah, bahkan pemilik rumah senang karena bangunan mereka akan diperbaiki pemerintah.

Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram Amirudin pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan dana ke United Nations Development Programme (UNDP) untuk membiayai penataan Kota Tua Ampenan, termasuk untuk memperbaiki bangunan-bagunan tua yang rusak akibat gempa Lombok.

Menurut dia, anggaran tersebut direncanakan untuk merevitalisasi kawasan Ampenan di antaranya penataan kembali bangunan-bangunan tua bersejarah yang rusak akibat gempa bumi dengan tetap mempertahankan ke ciri khasnya.

Dengan demikian, Kota Tua Ampenan bisa terlihat lebih rapi, tertata dan representatif sebagai salah satu destinasi wisata seperti kota tua-kota tua di daerah lain. Selain tu, dilakukan penataan pada kawasan Pantai Ampenan sebagai salah satu destinasi wisata pendukung Kota Tua Ampenan.

Amiirudin mengatakan, dalam program revitalisasi kawasan Kota Tua Ampenan, tantangan terberat yang dihadapi pemerintah kota salah satunya bangunan-bangunan bersejarah itu merupakan milik pribadi bukan aset pemerintah kota.

Karena itu, katanya, dalam upaya penataan pemerintah kota harus bekerja ekstra untuk melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada pemilik agar mau mendukung serta bekerja sama dengan pemerintah.

Kota tua dengan bangunan tua peninggalan pemerintah kolonial Belanda kini ramai dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara. Di pesisir Pantai Ampenan berjejer pedagang berbagi jenis makakan dan minuman termasuk kuliner khas Lombok. (*)

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru