Loading
ARAHDESTINASI.COM: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengingatkan para pendaki gunung untuk selalu menerapkan panduan Cleanliness, health, safety, and enviromental (CHSE), agar aktivitas pendakian bisa berlangsung aman dan nyaman.
“Ada banyak sekali gunung yang dikelola Kementerian dan lembaga lain, di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kita harus pastikan aktivitas wisata alam ini mematuhi protokol kesehatan. Sudah ada panduan CHSE-nya,” ujar Sandiaga dalam acara Weekly Press Briefing, Senin (10/5) di Gedung Sapta Pesona, Jakarta yang berlangsung secara hybrid.
Sandiaga menekankan pentingnya pemerapan protokol kesehatan (prokes) dalam aktivitas pendakian gunung. “Pertama harus benar-benar diperhatikan pembatasan jumlah pendaki sekitar 20 persen dari daya dukung dan daya tampung, namun jika kondisi kondusif bisa ditingkatkan hingga 50 persen,” jelasnya menjawab pertanyaan seputar peraturan pendakian terkait dengan kasus belasan pendaki Gunung Everest di Nepal yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Baca juga:
Pariwisata Indonesia Cetak Pertumbuhan Positif, Kemenparekraf Genjot Promosi & Event DaerahKedua menyangkut prosedur jaga jarak yang menurut Sandiaga, seharusnya tidak akan menjadi masalah karena aktivitas dilakukan di alam terbuka yang luas. Ketiga kewajiban menggunakan masker dan membawa hand sanitizer.
“Saya tahu melakukan kegiatan olahraga dengan masker itu berat. Tapi memang harus kita laksanakan demi keamanan dan kenyamanan bersama,” ujarnya.
Prokes keempat berkaitan dengan pemeriksaan suhu tubuh bagi para calon pendaki, dan kewajiban melengkapi dokumen sehat yang sudah ditetapkan.
Diwawancara terpisah, Ketua Harian DPP Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Rahman Mukhlis menginformasikan, dengan adanya CHSE kondisi pendakian gunung saat ini sudah lebih kondusif dibandingkan dengan tahun awal terjadi pandemi Covid-19.
“Tahun lalu Gunung Gede, Lawu, dan Prau, sempat padat saat 17 Agustusan. Gunung Gede awal tahun ini pernah ramai juga, tetapi sudah lebih kondusif dan tetap perlu ditingkatkan lagi,” ujarnya.
Rahman juga menginformasikan, setiap gunung memiliki peraturan yang berbeda sesuai dengan kondisi dan kebijakan pengelola. Beberapa gunung mewajibkan para pendaki dan pemandu gunung untuk membawa hasil tes antigen. (*)