Loading
ARAHDESTINASI.COM - Anang Hermansyah, anggota komisi X DPR, melihat libur Lebaran yang mencapai 11 hari sebagai peluang bagi daerah untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi kreatif. “Secara simplifikasi, lebaran yang memunculkan tradisi mudik, orang kota kembali ke kampung halaman, akan melahirkan gelombang transfer tindakan ekonomi secara massal,” katanya lewat rilis.
Untukk membangkitkan ekonomi daerah, sejumlah subsektor ekonomi kreatif menurut Anang bisa dimaksimalkan. Dalam konteks libur lebaran yang paling berpeluang di antaranya sektor pariwisata termasuk kuliner. Sebelas hari libur Lebaran bisa menjadi berkah bagi daerah untuk memaksimalkan pendapatan di sektor tersebut.
“Saya dan keluarga mengawali libur lebaran tahun ini berkunjung di dua destinasi di Kota Malang, Jawa Timur yakni Hawai Waterpark dan Malang Night Paradise. Dua destinasi itu dapat menjadi contoh tempat iwisata yang mengedepankan inovasi. Meski harus digaris bawahi, inovasi datangnya harus kolaboratif antara pemerintah dan pihak swasta sebagai pengelola,” tutur Anang.
Baca juga:
Investasi Ekonomi Kreatif Tembus Rp90,1 Triliun, Indonesia Kian Percaya Diri Jadi Pusat Ekraf DuniaLibur lebaran tahun ini lebih lama dibanding tahun-tahun sebelumnya. Perpanjangan masa libur Lebaran ini memicu polemik di tengah publik. Ada pihak yang mengkritik dan dikaitkan dengan produktivitas, ada juga yang mendukung.
“Pandangan tersebut boleh saja muncul sebagai bagian masukan dari stakeholder di sektor industri. Namun, ada perspektif lain dalam melihat libur Lebaran hingga 11 hari. Lamanya libur tahun ini harus dimanfaatkan untuk memicu kebangkitan ekonomi kreatif di daerah. Daerah bisa memanfaatkan ini,” tukasnya.
Anang membeberkan data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Badan Pusat Statitsik (BPS) tentang potret sebaran pertumbuhan ekonomi kreatif pada 2016. Data itu bisa jadi rujukan daerah untuk memacu kreativitas dan inovasi. Dia menyebutkan, data menunjukkan kemampuan daerah dalam mengeksekusi peluang ekonomi kreatif yang tidak merata. Bahkan, sejumlah daerah di Pulau Jawa pun tidak maksimal, meski rerata pertumbuhan di atas 10%.
Data tersebut mengungkapkan lima provinsi di Pulau Jawa yang mengalami pertumbuhan di atas 10%, yakni Jawa Barat (33,56%), Jawa Timur (20,85%), Banten (15,66%), Jawa Tengah (14,02%), dan Jakarta (10,50%). Di luar lima provinsi tersebut pertumbuhannya masih di bawah 10%. (*)