Loading
PERFEKTUR Akita, Jepang menjadi salah satu daerah yang dituju bagi wisatawan peziarah. Sekitar 7 km di utara pusat kota Akita, terdapat patung Bunda Maria, tepatnya di Institut Hati Kudus Yesus. Patung itu menjadi terkenal karena beberapa kali tercatat mengeluarkan air mata.
Sama seperti saat pertama kali muncul, patung kayu Bunda Maria itu tiba-tiba juga berhenti meneteskan air mata. Para suster dan biarawati di gereja Katolik itu tidak dapat menjelaskan fenomena keajaiban tersebut.
Pada tanggal 4 Januari 1975, dilansir Asahi Shimbun, patung itu ditemukan memiliki mata yang basah. Fenomena "menangis" ini dilaporkan terjadi sebanyak 101 kali hingga 15 September 1981.
Para suster mengatakan mereka menyaksikan air mata mengalir di pipi, ke dada, ikat pinggang, bahkan pernah mencapai kaki.
Air mata itu diseka dengan kapas penyerap dan dikirim ke laboratorium forensik universitas untuk dianalisis. Kesimpulan ilmiahnya? Air mata itu benar-benar cairan tubuh manusia.
Gereja yang tidak konvensional
Wajah patung Bunda Maria di Akita, diinfokan dirancang khusus oleh mendiang Saburo Wakasa, penduduk asli Akita, agar menyerupai wajah wanita Jepang. Ini mungkin menjelaskan kemiripan wajah patung Bunda Maria dengan patung Kannon dalam agama Buddha.
Bangunan gereja itu juga 'menyimpang' dari gaya khas arsitektur Kristen, karena didirikan oleh tukang kayu yang mengkhususkan diri dalam pembangunan kuil dan tempat suci tradisional.
Dalam perubahan gaya Jepang lainnya, desainnya bisa disalahartikan sebagai aula utama kuil. Para biarawan menyebutkan bahwa desain itu mencerminkan harapan "Katolikisme harus menyatu dengan iklim Jepang."
Saat terjadi keajaiban patung Bunda Maria menangis, para suster memilih bungkam. Namun, kabar tentang keajaiban itu dengan cepat tersebar, saat pengunjung gereja juga melihat sendiri.
Hal ini mengundang peziarah datang dari seluruh dunia, bersemangat untuk memanjatkan doa.
Ketika Keuskupan Roma menyelenggarakan acara malam doa pada tahun 2013 untuk menghubungkan 10 tujuan ziarah yang menampilkan Maria di seluruh dunia, apa yang dikenal sebagai "Bunda Maria dari Akita" dipilih bersama dengan fasilitas di Nazareth, Israel, dan Lourdes, Prancis.
"Kami tidak memberikan interpretasi tertentu tentang air matanya," kata Suster Nozomi Akiho, yang menjabat sebagai ketua lembaga Katolik tersebut.
"Satu-satunya hal yang kami inginkan adalah agar dia membantu orang-orang memperkaya iman mereka," katanya.