Loading
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Kepala Badan pariwisata Jepang Ichiro Takahashi mengatakan tujuan ambisiusnya untuk menarik 60 juta wisatawan asing per tahun atau lebih dari dua kali lipat jumlah saat ini, meskipun ada dibayangi kekhawatiran dampak over tourism.
Tahun lalu Jepang menarik lebih dari 25 juta wisatawan dari luar negeri, sebagian didorong oleh pencabutan pembatasan perbatasan era pandemi, dari negara-negara seperti Korea Selatan, Singapura, dan Amerika Serikat.
Takahashi mengakui target yang diumumkan sebelumnya sebesar 60 juta masih sulit, tetapi menekankan bahwa hal itu masih dalam ranah yang bisa dijangkau.
"Itu adalah angka yang sangat dapat kita capai dengan melakukan upaya yang tepat," kata Takahashi dalam sebuah pengarahan di Tokyo seperti dilansir Japan Today, baru-baru ini.
"Masih banyak tempat yang kurang dikenal di Jepang yang belum dijelajahi oleh wisatawan dari luar negeri. Saya yakin Jepang memiliki sumber daya pariwisata yang tak terbatas," kata Takahashi.
Lebih dari tiga juta wisatawan asing mengunjungi Jepang selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Mei, menurut statistik pemerintah.
Namun, masuknya wisatawan ke Jepang telah memicu kembali kekhawatiran mengenai pariwisata yang berlebihan. Penduduk setempat mengeluhkan perilaku mereka yang terkadang tidak tertib dan pelanggaran etika.
Kota Himeji, di Jepang bagian barat, merupakan salah satu pemerintah daerah terbaru yang mengungkapkan rasa frustrasinya akibat over tourism.
Pemerintah kota yang terkenal dengan Kastil Himeji sedang mempertimbangkan untuk membuat biaya masuk situs Warisan Dunia bagi wisatawan mancanegara menjadi empat kali lebih mahal dibandinglan dengan biaya masuk bagi penduduk lokal, demikian dilaporkan media lokal.
"Struktur kayu akan usang dan menjadi lebih rapuh setelah banyak orang naik turun", kata wali kota Hideyasu Kiyomoto kepada media Jepang. Dia menekankan perlunya mengekang pariwisata yang berlebihan.
¨Warga lokal yang menggunakan kastil sebagai pusat komunitas tidak akan dikenakan biaya yang sama dengan orang-orang yang hanya datang ke sini sekali dalam sekitar 10 tahun untuk tujuan wisata,¨ tuturnya.