Selasa, 05 November 2024

Qantas Didenda $120 Juta Karena Diduga Menjual Tiket Penerbangan yang Telah Dibatalkan


  • Senin, 06 Mei 2024 | 20:00
  • | News
 Qantas Didenda $120 Juta Karena Diduga Menjual Tiket Penerbangan yang Telah Dibatalkan Foto Qantas Info Penerbangan

JAKARTA, ARAHDESTINASI.COM - Qantas mencapai kesepakatan untuk membayar denda $120 juta karena diduga menjual tiket penerbangan yang telah dibatalkan. Maskapai ini menyetujui denda $100 juta dan membayar kembali $20 juta sebagai kompensasi kepada pelanggan.

Pada hari Senin, seperti dilansir The Guardian, Qantas mengumumkan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) untuk menyelesaikan proses pengadilan yang diajukan pada bulan Agustus tahun lalu, dengan tuduhan bahwa pihaknya telah mengiklankan dan menjual tiket untuk lebih dari 8.000 penerbangan yang telah dibatalkan pada tahun 2017. Kasus ini memicu pensiun dini mantan CEO Alan Joyce.

Dalam sebuah pernyataan, Qantas mengatakan pihaknya akan memulai program remediasi senilai $20 juta yang diproyeksikan untuk penumpang yang terkena dampak, dengan pembayaran kepada pelanggan berkisar antara $225 hingga $450, dan tunduk pada persetujuan Pengadilan Federal Australia, akan membayar denda perdata sebesar $100 juta” .

Ini adalah penyelesaian denda perusahaan terbesar yang pernah disetujui ACCC. Namun, denda tertinggi atas pelanggaran undang-undang konsumen Australia adalah $125 juta – yang dijatuhkan kepada Volkswagen pada tahun 2019 karena menipu pelanggan terkait emisi diesel.

Hukuman yang diusulkan perlu disetujui oleh pengadilan federal, meskipun Qantas akan memulai program remediasi sebelum proses persetujuan pengadilan.

Ketua ACCC Gina Cass-Gottlieb, mengatakan sebagai bagian dari penyelesaian tersebut, Qantas mengakui telah menyesatkan konsumen. “Perilaku Qantas sangat buruk dan tidak dapat diterima. Banyak konsumen yang membuat rencana liburan, bisnis, dan perjalanan setelah memesan penerbangan hantu yang dibatalkan,” kata Cass-Gottlieb.

Dia mengatakan Qantas juga telah berjanji untuk tidak melakukan tindakan seperti ini di masa depan.

“Hari ini merupakan langkah maju yang penting seiring upaya kami memulihkan kepercayaan terhadap maskapai penerbangan nasional… kami telah memperbarui proses kami dan berinvestasi dalam teknologi baru di seluruh Grup Qantas untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi," ujar CEO Qantas, Vanessa Hudson.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru