Loading
ARAHDESTINASI.COM: Heboh promosi Wonderful Indonesia yang memakai foto objek wisata Thailand langsung disikapi dengan cepat oleh Angkasa Pura II dan ditanggapi segera oleh Kementerian Pariwisata.
Akun Twitter @ikrargilang yang pertama kali mengkritisi materi promosi untuk menutupi perbaikan lift itu dalam unggahannya menyatakan salute atas kecepatan tanggapan dan tindakan AP dua. Ucapan itu diberikan menanggapi tanggapan Contact Center AP 2 (@contactap2) yang memberikan foto saat penurunan materi tersebut di bandara.
Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Don Kardono, mengatakan, pemasangan materi promosi itu bukan dari AP 2 mau pun Kemenpar, tetapi dilakukan oleh vendor yang sedang mengerjakan perbaikan lift. “Maksud mereka baik juga, mereka searching sendiri, milih foto sendiri, ambil logo sendiri, tidak pakai persetujuan AP 2 mau pun Kemenpar,” papar Don.
Kejadian semacam itu menurut Don, kerap terjadi, karena tidak semua orang tahu prosedur tetapi ingin ikut mempromosikan pariwisata Indonesia. “Kalau mau cari yang salah memasang logo dan lain-lain barangkali banyak. Kita ambil positifnya bahwa banyak yang bangga dengan Wonderful Indonesia dan ingin ikut mempromosikan. Kita asosialisasi panduan yang benarnya.”
Bukan Materi KemenparKepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti dalam saran persnya menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura II dan memastikan bahwa materi promosi tersebut bukan resmi dari Kemenpar.
Guntur memastikan ada kekeliruan vendor dalam memasang gambar tersebut dan materi promosi tersebut sudah diturunkan pada Sabtu, (16/2/2019) tepatnya pukul 13:39 oleh pihak Angkasa Pura II.
Guntur juga telah melakukan klarifikasi melalui akun Twitter @Kemenpar_RI bahwa untuk gambar dan materi promosi tersebut bukanlah materi promosi resmi dari Kementerian Pariwisata. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dan mendapatkan penjelasan yang cepat dan akurat dari PT Angkasa Pura II.
"Itu bukan pekerjaan Kemenpar. Kami sudah mendapatkan penjelasan yang cepat dan akurat dari humas AP II dan Terminal 2, bahwa pekerjaan tersebut murni pekerjaan salah satu vendor yang sedang mengerjakan proyek lift di bandara," ujar Guntur Sakti.
Kemenpar maupun AP II, terang Guntur, tidak dimintai persetujuaan tentang gambar Phi Phi Island yang bertuliskan Raja Ampat tersebut.
“Vendor itu berinisiatif mencari di internet sendiri, lalu mendesain dan mengambil logo sendiri. Tanpa approval atau persetujuan baik AP II maupun Kemenpar. Mereka juga tidak meminta foto resmi ke Kemenpar. Kami punya stok foto dan video yang banyak sekali, dan untuk promosi Pariwisata free kok, tidak perlu bayar,” ujarnya.
Guntur mengatakan, awalnya pihak vendor hanya ingin menutup proyek lift di Terminal 2 Bandara Soetta dengan foto, agar tidak menganggu kenyamanan wisatawan. Lokasi pemasangannya pun bukan titik promosi. Hanya untuk menutupi lift yang sedang direnovasi.
"Karena memang bukan kita yang membuat, bukan pekerjaan promosi, bukan permintaan Kemenpar. Secara eksternal, kami sudah koordinasi dengan AP II. Ternyata, MMT yang bergambar bukan Raja Ampat dengan logo yang juga salah itu, masih logo lama, hanya untuk menutup pekerjaan lift. Agar tertata rapi sehingga ditutup dengan multipleks putih dan diberi digital printing (MMT) itu. Saya ingin mendudukkan masalah yang sebenarnya ya, biar tidak simpang siur,” kata Guntur.
Kemenpar sendiri, kata Guntur, memiliki tim yang tugasnya menjaga, melaporkan, dan mengoreksi jika ada unsur penting dalam branding Wonderful Indonesia terganggu.
“Kita menjaga itu, agar country branding kita terus naik. Sekarang peringkat 47, menuju 30 besar dunia,” katanya. (*)