Loading
ARAHDESTINASI.COM: Kementerian Pariwisata terus memantau airports dan airlines untuk mengantisipasi lonjakan perubahan schedule wisman untuk terbang ke luar pulau.
“Saya pantau, permintaan orang ke luar Lombok dan Bali via airlines dan airports, baik di Lombok maupun Bali. Jika ada lonjakan maka akan dicarikan tambahan pesawat atau extraflights, sekaligus slots untuk pergerakan pesawat baru dari dan menuju Lombok-Bali,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Arief secara khusus, meminta dan menghimbau kepada seluruh pimpinan Foreign Airlines untuk mengedepankan pelayanan penumpang. “Permudah dan percepat buat wisman yang hendak mengubah rencana perjalanan atau rerouting maupun ticket reissuance. Mohon dibantu sepenuhnya dan tidak mengenakan penalti,” ungkap Arief Yahya.
Para travellers itu, terang Arief, harus mengubah schedule bukan karena rencananya, tetapi akibat situasi bencana, sehingga harus terbang lebih awal dari rencana.
Beberapa airlines nasional dilaporkan sudah menyiapkan extra flights, posisinya stand by. Ketika dibutuhkan, Garuda Indonesia sudah mencadangkan 4-6 extraflights. “Kami terus memantau permintaan dan peningkatan traffic menuju Jakarta maupun mancanegara,” tambah Judi Rifajantoro Stafsus Menpar Bidang Akses dan Infrastruktur.
“Bandara LOP Lombok Praya atau Lombok International Airport juga terus melakukan pelayanan prima. Bahkan kali ini LOP buka 24 jam penuh untuk mengantisipasi jika harus menambah ekstra pesawat ke mancanegara,” tambah Robert Waloni, Tenaga Ahli Kemenpar Bidang Akses dan Infrastruktur.
Menpar Arief Yahya tidak mau menutup-nutupi situasi terkini di Lombok dan Bali, akibat gempa bumi. Menpar tegaskan untuk selalu siapkan 3A, Akses, Amenitas dan Atraksinya. Akses itu meliputi Airlines, Airports dan Authority atau Airnav. “Itulah yang menjadi concern wisatawan selama terjadi bencana. Dan itulah yang terus kita pantau dan mencarikan solusi terbaik,” ujar Menpar.
Beberapa mitra Co Branding Wonderful Indonesia juga peduli dan menaruh simpati dengan Manajemen Krisis Kepariwisataan. BRI misalnya, menawarkan percepatan recovery terhadap masyarakat yang terdampak. Ketua Manajemen Krisis Kepariwisataan Guntur Sakti pun langsung menindaklanjuti hal tersebut.
Tehitung mulai hari ini, Senin 6 Agustus 2018, Menpar pun telah menginstruksikan Tim Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK) yang dipimpin Guntur Sakti untuk membuka Posko di Lombok bersama Poltekpar Lombok dan Pemda terkait. “Posko tersebut dibangun dan difokuskan sebagai layanan informasi khususnya bagi wisatawan yang terdampak, baik nusantara maupun mancanegara”, jelas Arief Yahya. (*)