Senin, 17 Maret 2025

Kunjungan Wisman Januari-Agustus 2024 Tumbuh Positif, Namun Jumlah Wisnus Masih Jadi PR


  • Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:00
  • | News
 Kunjungan Wisman Januari-Agustus 2024 Tumbuh Positif, Namun Jumlah Wisnus Masih Jadi PR Jumlah wisman hingga Agustus telah mendekati target bawah. (Dok Kemenparekraf)

JAKARTA, ARAHDESTINASI.COM - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menunjukkan peningkatan positif. Sementara jumlah wisatawan nusantara (wisnus) walau pun mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023, namun persentasenya masih jauh dari target yang ditetapkan 2024. 

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya, mengatakan jumlah wisatawan nusantara (wisnus) pada periode Januari hingga Agustus 2024 secara kumulatif mencapai 674,60 juta atau meningkat 19,20 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 565,93 juta. 

Jumlah wisnus periode Januari hingga Agustus 2024 tersebut, menurut Nia baru mencapai 53,97 persen dari 1,25 miliar perjalanan target bawah atau 44,97 persen dari 1,5 miliar perjalanan target batas atas.

“Jadi ini kita akui ini masih menjadi pekerjaan rumah,” ujarnya dalam The Weekly Brief With Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta baru-baru ini.

Jumlah Wisman 

Sementara itu jumlah wisman secara kumulatif sepanjang Januari hingga Agustus 2024 telah mencapai 9,09 juta atau atau naik 20,38 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Nia menjelaskan, Kemenparekraf membagi dua skenario target jumlah kunjungan wisman, yakni target bawah dan target atas. Target bawah sebesar 10,41 juta kunjungan dan target atas sebesar 14,3 juta kunjungan.

“Dan dengan capaian Januari hingga Agustus ini kita sudah mencapai 87,35 persen untuk target bawah. Sementara target atas kita telah mencapai 63,59 persen,” jelasnya.

Saat ini kontribusi penyumbang wisman periode Januari – Agustus 2024 secara berurutan, berasal dari Malaysia, Australia, Tiongkok, Singapura, dan Timor Leste. Adapun pintu masuk utama hampir melewati target bawah dan mendekati target atas, terutama Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali hampir mendekati 2,95 juta wisatawan.

“Yang menjadi pekerjaan rumah terbesar adalah pintu di Batam-Bintan atau Kepri (Kepulauan Riau). Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah, karena masih  cukup jauh dari target per-pintu atau masih berkisar di bawah 700 ribu wisatawan yang masuk,” ujar Nia.

Dia  kemudian menyoroti perbandingan antara wisatawan nasional (wisnas) dengan wisman untuk melihat perbandingan jumlah wisatawan Indonesia yang ke luar negeri dan wisman yang masuk ke Indonesia. Secara kumulatif pada periode Januari – Agustus 2024, jumlah wisnas sebesar 5,99 juta.

“Kalau dibilang, masih ada surplus sebesar 3,10 juta kunjungan, tetapi ada harapan kita wisman-nya semakin besar dan wisnas-nya semakin kecil. Dan memang secara year on year ada peningkatan tetapi month to month untuk wisnas menurun, mungkin ini terkait berakhirnya masa libur sekolah,” ujar Nia.

Berdasarkan destinasi tujuan wisnas, Malaysia masih mendominasi, disusul Arab Saudi, Singapura, Thailand, dan Timor Leste. Adapun pintu utama yang dilalui wisnas meliputi Bandara Internasional Soekarno Hatta, Bandara Internasional Hang Nadim, Bandara Internasional Kualanamu, dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Dalam kesempatan itu, Nia Niscaya juga menyampaikan mengenai target wisman terhadap ketersediaan kursi penerbangan. Menilik data dari Amadeus Travel Intelligence, proyeksi perbandingan penggunaan seat capacity penerbangan pada periode Januari – Desember 2024, sebesar 67 persen atau 15,8 juta digunakan untuk wisman dan 33 persen atau 7,7 juta digunakan untuk wisnas.

“Kalau kita lihat di data Amadeus juga Januari sampai Agustus komposisinya kurang lebih sama. Lebih didominasi oleh orang yang masuk atau wisatawan mancanegara yang mencapai 9,09 juta ini pertanda yang bagus sesungguhnya dari sisi aksesibilitas. Dan terima kasih kepada Kementerian Perhubungan yang sudah banyak memberikan jalan keluar untuk penambahan aksesibilitas,” ujar Nia.

Nia Niscaya juga memaparkan konversi antara searching dan booking berdasarkan Amadeus Travel Intelligence. Tercatat bahwa jumlah pencarian untuk destinasi Indonesia pada tahun 2024 mencapai 858 juta. Namun, jumlah pemesanan atau book return hanya sebesar 1,54 juta.

“Ketika dikonversi, booking return ternyata kita cukup rendah. Kalau dilihat secara presentase cuma 0,2 persen. Data ini menunjukkan masih ada ruang untuk tumbuh, sehingga memang banyak hal yang harus dilakukan dalam artian untuk menjaga top of mind tetap tinggi, tetapi konversinya juga menjadi tinggi. Ini memang menjadi PR kita bersama,” kata Nia.

 

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru