Loading
ARAHDESTINASI.COM: Gerimis mencium pagi di Toda Koen, Saitama, Jepang. Setelah istirahat semalam, energi rasanya melimpah. Berjalan kaki hanya sekitar 10 menit dari hotel ke Stasiun Toda Koen, kami siap meluncur ke Kawagoe.
Kawagoe kerap disebut sebagai kawasan Little Edo. Maklum, kota tua itu masih memiliki banyak bangunan-bangunan kuno yang beralih fungsi menjadi tempat menjual kerajinan-kerajinan cantik, kafe, toko-toko dengan aneka makanan khas Jepang, dan masih banyak lagi. Selain itu, Kawagoe menyimpan banyak tempat menarik, mulai dari menara jam tua, Kuil Cinta, Kawagoe City Art Museum, Kawagoe Castle, Betsuin Temple, Penny Candy Lane dan masih banyak lagi.
Berjalan kaki mengelilingi Kawagoe bisa saja dilakukan, tapi kaki bakal menjerit dan butuh waktu lama. Cara paling praktis menggunakan loop bus. One Day Pass Ticket Loop Bus Kawagoe bisa diperoleh dengan harga 300 yen atau sekitar Rp39.600.
Tiket itu bisa dibeli di Pusat Informasi yang ada di Stasiun Kawagoe. Petugas akan memberi arahan sekaligus memberikan peta wisata yang menunjukan tempat-tempat menarik di areal kota tua Kawagoe. Bus biasanya datang setiap 15 menit, jangan lupa perhatikan jam operasional terakhir di peta yang diberikan oleh petugas.
Usai membeli tiket, silakan berjalan sekitar 3 menit ke tempat perhentian bus. Petugas di pusat informasi akan memberi tahu arah sekaligus nomor bus. Masuklah dari pintu tengah bus, turun di pintu depan dengan menunjukan tiket pas pada pengemudi.
Perjalanan mengelilingi Kawagoe dimulai usai makan siang. Tujuan pertama adalah menara jam yang disebut Toki no Kane, kemudian Hikawa Shirine, Ren Kei ji Temple, dan selanjutnya berjalan menyusuri toko-toko cantik yang menempati bangunan tua. Kami kembali ke Stasiun Kawagoe pukul 18.00.
Baca juga:
Siapa Berani Coba? Di Jepang Ada Bola Nasi yang Dicetak dengan Keringat di Ketiak Gadis Cantik
Toki no KaneMenara jam terbuat dari kayu dengan lonceng yang berbunyi pada jam-jam tertentu. Menara jam itu sudah ada sejak zaman pemerintahan Edo atau sekitar abad 16. Namun sempat terbakar sekitar 1893 dan dibangun kembali. Setiap hari, lonceng jam berbunyi pada pukul 06.00, 12.00, 15.00, dan 18.00. Pada jam itu, wisatawan berkumpul untuk melihat lonceng menara berdentang.
Masuk melewati kaki menara jam, akan dijumpai kuil kecil tempat orang membunyikan bel untuk berdoa. Seperti kuil-kuil lainnya di Jepang, ada mata air jernih yang bisa digunakan untuk membersihkan tangan sebelum berdoa. Ada juga papan tempat menggantung permohonan-permohonan atau kata-kata doa.
Untuk mencapai Toki no Kane, bkami turun di perhentian bus Ichibangai. Dari situ berjalan kaki tak sampai 5 menit.
Hikawa TempleKuil Shinto Hikawa dibangun tahun 600-an untuk menghormati Dewa pernikahan. Di tempat ini banyak pasangan menyempatkan diri datang untuk berdoa. Mereka juga menuliskan permohonan di papan doa, kemudian menggantungkan di tori-tori yang sudah disediakan. Hasilnya, lorong tori menjadi sangat cantik. Orang-orang menyebutnya dengan istilah Lorong Cinta sesuai dengan nama lain Kuil Hikawa, yakni Kuil Cinta.
ShoppingIni wajib dilakukan. Bukan tentang belanja, tetapi berjalan menyusuri trotoar nyaman yang kiri kanannya dipenuhi bangunan-bangunan tua cantik yang telah berubah fungsi menjadi toko-toko suvenir hingga kafe. Banyak orang bilang, barang-barang dan kerajinan di Kawagoe sangat baik. Terbayangkan bagaimana cantiknya berbagai kerajinan khas Jepang.
Maka kami menyusuri jalan-jalan di Kawagoe sampai kaki menjerit. Membeli anting unik, dompet cantik, makan es krim corne dengan hiasan hati di atasnya, membeli payung Jepang yang memang terkenal ringan dan kuat. Kami senang bisa menemukan payung yang bila terkena air muncul motif di permukaannya, dan hilang begitu kering kembali.
Setelah kaki menjerit, kami akhirnya terdampar di salah satu kafe, menyesap minuman dan setangkup roti lezat sembar menikmati lalu lalang wisatawan yang banyak memakai kimono. Itu salah satu keunggulan kawasan Kawagoe. Bangunan-bangunan tua berpadu dengan lalu-lalang wisatawan berkimono. Sangat cantik dan eksotis. (*)
Kontributor: Lintang Rowe
IG: @lintangrowe